SUBALTERNITAS PEREMPUAN TIONGHOA DALAM NOVEL MEI MERAH 1998: KALA ARWAH BERKISAH
DOI:
https://doi.org/10.14421/ajbs.2024.080201Kata Kunci:
etnis Tionghoa, pascakolonial, perempuan, subalternAbstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji suara subjek perempuan Tionghoa dalam wacana kolonial oleh pribumi dalam peristiwa 1998 yang direpresentasikan dalam Novel Mei Merah 1998: Kala Arwah Berkisah. Metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji topik tersebut adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian adalah novel Mei Merah 1998: Kala Arwah Berkisah (2018) karya Naning Pranoto dan segala informasi yang terkait dengan topik penelitian. Data penelitian berupa bahasa dan kalimat hingga pemikiran dalam teks novel yang memuat narasi subjek perempuan yang mengalami penindasan dan data terkait lainnya. Sementara itu, teknik pengumpulan data dilakukan dengan membaca dan mencatat. Penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan Tionghoa di Indonesia berada pada posisi subaltern dalam hirarki masyarakat. Para perempuan ini mengalami penindasan ganda, dari identitasnya sebagai Tionghoa di bawah dominasi pribumi dan dari posisinya sebagai perempuan di bawah dominasi laki-laki. Peristiwa Mei 1998 menjadi bukti atas terjadinya penjajahan terhadap perempuan Tionghoa. Suara kelompok minoritas yang terbungkam ini berusaha dikontruksi oleh pengarang melalui narasi subjek perempuan dalam novel. Perempuan Tionghoa dalam narasi ini mengalami ambivalensi dan mimikri sebagai salah satu cara dalam melakukan resistensi terhadap wacana kolonial dari pribumi yang dominan.
Unduhan
Referensi
Bahardur, Iswadi. 2017. “Pribumi Subaltern dalam Novel-Novel Indonesia Pascakolonial.” Jurnal Gramatika: Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 3 (1): 89–100. https://doi.org/10.22202/jg.2017.v3i1.1876.
Esaliana, Dias, Nathasha Cinthya, dan Dwi Susanto. 2021. “Eksotisme dan Pencitraan Perempuan Pribumi dalam Novel Tjerita Njai Dasima.” Bahasa dan Seni: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya 49 (2): 180–93. https://doi.org/10.17977/um015v49i22021p180.
Hutahaean, Juliandry. 2014. “Dampak Kerusuhan Mei 1998 Terhadap Pengu-Saha Etnis Tionghoa Di Petukangan Jakarta Tahun 1998-2003.” Journal of Indonesian History 3 (1): 27–33.
Ilma, Awla Akbar. 2016. “Representasi Penindasan Ganda dalam Novel Mirah dari Banda; Perspektif Feminisme Poskolonial.” Poetika: Jurnal Ilmu Sastra 4 (1): 3–9. https://doi.org/10.22146/poetika.v4i1.13310.
Johnson, Louise. 2016. “The Subaltern Stays Silenced: Postcolonial Perspectives on Global Cities.” Dialogues in Human Geography 6 (3): 273–77. https://doi.org/10.1177/2043820616676559.
Kardiansyah, M. Yuseano, Andriadi, Azizah Mahmud, Dzikrina Dian, Elmy Selfiana Malik, dan Nur Innayah Ganjarjati. 2017. “Tubuh Dan Relasi Gender: Wacana Pascakolonial Dalam Novel ‘The Scarlet Letter’ Karya Nathaniel Hawthorne.” Poetika: Jurnal Ilmu Sastra 5 (1): 58–67. https://doi.org/10.22146/poetika.v5i1.25065.
McLeod, John. 2000. Beginning Postcolonialism. Reprint. Oxford: Manchester University Press.
Morton, Stephen. 2008. Gayatri Spivak: Etika, Subaltern dan Kritik Penalaran Poskolonial. Yogyakarta: Pararaton. //perpustakaan.elsam.or.id%2Findex.php%3Fp%3Dshow_detail%26id%3D12323.
Pranoto, Naning. 2018. Mei Merah 1998: Kala Arwah Berkisah. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. //perpustakaan.kemendagri.go.id%2Fopac%2Findex.php%3Fp%3Dshow_detail%26id%3D5936.
Ricklefs, M. C. 2005. Sejarah Indonesia Modern 1200-2004. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Spivak, Gayatri Chakravorty. 2010. Can the Subaltern Speak? Postkolonialitat Und Subaltern Artikulation. Chicago: University of Chicago Press.
Sulistyo, Hary. 2018. “Representasi Konflik Politik 1965 dalam Cerpen Susuk Kekebalan karya Han Gagas.” Poetika: Jurnal Ilmu Sastra 6 (1): 16–43. https://doi.org/10.22146/poetika.v6i1.35611.
Susanto, Dwi. 2017. “Subjek Peranakan Tionghoa Yang Ambigu dalam Drama Karina-Adinda (1913) Karya Lauw Giok Lan.” Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra 17 (2): 153–68. https://doi.org/10.17509/bs_jpbsp.v17i2.9654.
Susanto, Dwi, dan Deny Tri Ardianto. 2021. “Njoo Cheong Seng: An Artist in the Fight between Liberalism and Eastern Traditions.” Wacana Seni Journal of Arts Discourse 20 (Desember):15–26.
Wijayanti, Yeni. 2022. “Kedudukan Etnis Tionghoa dalam Multikulturalisme Indonesia: Antara Harapan dan Kenyataan.” Jurnal Artefak 9 (2): 139–48. https://doi.org/10.25157/ja.v9i2.8425.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 Fadhilah Ayu Wijayanti, Syamila Isyqi Alayya, Dwi Susanto

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
1. Jurnal Adabiyyāt: Jurnal Bahasa dan Sastra memublikasikan seluruh artikel yang dimuatnya secara keseluruhan (full text).