PANCASILA SEBAGAI WAHANA UNTUK MENERAPKAN AJARAN ISLAM
DOI:
https://doi.org/10.14421/ref.v15i2.1093Abstract
Nasionalisme bukanlah sesuatu yang baru kita kenal. Istilah ini telah lama sering kita dengar, baik melalui pembelajaran di lembaga pendidikan maupun lewat seruan para pecinta tanah air yang begitu bersemangat membela negerinya. Namun, kini kita berada di masa di mana banyak orang mulai kehilangan rasa memiliki terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ironisnya, meskipun kita tinggal di Indonesia, banyak dari kita yang justru tidak merasakan cinta terhadap tanah air. Saat ini, kecenderungan orang-orang lebih besar untuk mencintai agama dibandingkan mencintai negara. Mereka seolah lupa bahwa cinta kepada keduanya dapat berjalan beriringan. Islam, sebagai agama, dan kebangsaan sebagai kenyataan sosial, bukanlah hal yang saling meniadakan. Islam adalah ajaran spiritual dengan sifat universal, sedangkan nasionalisme atau kebangsaan adalah bagian dari realitas kehidupan yang bersifat lokal. Sifat universal dari agama akan selalu memerlukan media lokal untuk mewujudkan aktualisasi nilai-nilainya, dan begitu pula sebaliknya.


Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2015 Shofia Novita

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.